Jumat, 21 April 2017

Ini Dia Tips-Tips Beribadah Umrah Di Tanah Suci

UmrohPromo | Setelah menguraikan tentang tips-tips persiapan umrah, kini saatnya mengulas tentang tips-tips beribadah umrah, mulai dari pemberangkatan dari tanah air sampai pulang kembali.

Tips-Tips Beribadah Umrah Di Tanah Suci

Pemberangkatan 

Sahabat...............
Setelah melengkapi persiapan keberangkatan,  pada waktu yang dijadwalkan kita berangkat ke bandara untuk berkumpul bersama jamaah yang lain di sana.

Biasanya kita akan mendapatkan pengarahan-pengarahan terlebih dahulu dari Pembimbing Umrah atau tour Leader seputar teknis dan tahapan pemberangkatan, serta doa yang dibaca untuk keberangkatan.

Setelah check in dan masuk ke pesawat, hendaknya kita mulai membaca doa safar (melakukan perjalanan), berdzikir dan bertalbiyah yang berbumyi :

لَبَّيْكَ اللّٰهُمَّ لَبَّيْكَ. لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ. اِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَاْلمُلْكَ   لَا شَرِيْكَ لَكَ 

“Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku memenuhi panggilan-Mu, sungguh segala puji, nikmat, dan kekuasaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”

Perjalanan dari Jakarta ke Jedah kira-kira selama 10 jam. , jadi Saat di pesawat, setiap tiba waktu shalat kita bisa melakukan tayammum dengan mempergunakan debu yang menempel di ruang pesawat baik itu di dinding, jendela, dll.   

Tayammum dilakukan sebagai pengganti wudhu’ jika wudhu’ tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan air seperti di pesawat, dengan mengusap muka dan dan kedua tangan. 

Saat mengusap muka kita membaca niat tayammum yang berbunyi :

نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لاِسْتِبَاحَةِ الصَّلاَةِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

“Aku berniat tayammum untuk diperbolehkannya melakukan shalat secara fardhu karena Allah Ta’ala”

Setelah bertayammum kita melakukan shalat jamak dengan posisi duduk karena tidak memungkinkan shalat berdiri di pesawat. 

Shalat jamak adalah mengumpulkan dua shalat seperti Dzuhur dan ‘Ashar, Maghrib dan ‘Isya’, sedang shubuh tidak bisa di jamak. 

Selain Jamak kita juga bisa mengqashar (memperpendek rakaat shalat) untuk shalat yang berjumlah 4 rakaat, sedangkan shalat yang kurang dari 4 rakaat tidak boleh diqashar.

Tiba di Jedah

Sesampai di Jedah jamaah umrah akan langsung diberangkatkan ke Madinah dengan bus. Pada saat itu biasanya gema talbiyah dikumandangkan bersama-sama.

Jarak antara Jedah-Madinah berkisar 450 km, dan di tempuh selama 5 jam.  Biasanya di perjalanan bus akan berhenti dan memberikan kesempatan pada jamaah untuk ke kamar mandi umum untuk buang hajat dan sebagainya.

Tapi yang harus diingat adalah saat fisik merasa lelah dan kurang istirahat dalam perjalanan biasanya orang akan cenderung mudah marah dan tersinggung. Pada saat-saat ini biasanya ujian untuk melawan amarah dan bersabar tiba, ketika para jamaah harus antri di kamar mandi. Dan bahkan bertemu dengan jamaah umrah travel lain yang juga antri.

Hal yang sepele namun patut diperhatikan, yaitu menata hati dan sikap dimulai sebelum keberangkatan, di perjalanan dan ketika sudah sampai di tanah haram.

Tiba di Madinah 

Sampai di Madinah, kita akan turun di hotel tempat menginap terlebih dahulu. Setelah beristirahat sebentar kita bisa segera bersiap-siap berangkat ke Masid Nabawi untuk shalat dan berziarah ke Makam Nabi SAW.

Hal yang harus diperhatikan adalah menurut peraturan kita dilarang membawa handphone ke dalam masjid.

Bagi jamaah perempuan, ada proses penggeledahan tas di pintu masjid, jika ketahuan membawa handphone dalam tas, maka hp tersebut akan diamankan terlebih dahulu oleh petugas sampai selesai beribadah di masjid. 

Untuk alas kaki, sebaiknya mempergunakan sandal (sandal jepit) yang mudah dibawa dan dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian ditaruh ditempat alas kaki yang disediakan supaya tidak hilang atau tertukar dengan alas kaki jamaah lain.

Untuk melaksanakan shalat fardhu di masjid, usahakan untuk bersiap jauh-jauh sebelum adzan dikumandangkan.

Karena meskipun pelataran masjid Nabawi sangat luas, namun bagi jamaah yang ingin melakukan shalat di dalam masjid area tersebut akan sangat penuh pada jam-jam sholat. 

Jamaah yang terlambat datang namun memaksakan diri masuk ke masjid biasanya malah akan kesulitan mendapatkan shaf untuk shalat. 

Mereka akan terjepit di tengah tanpa bisa melakukan shalat jamaah, hal ini sangat disayangkan sekali. Karena meskipun sudah ada petugas yang mengatur shaf shalat, namun pada waktu yang singkat  dan lafadz  iqamah sudah dikumandangkan maka pengaturan shaf akan spontan dihentikan.

Untuk berziarah ke makam Nabi dan ke Raudhah, jamaah laki-laki lebih leluasa karena area Raudhah adalah termasuk area shaf jamaah laki-laki.

Namun bagi jamaah perempuan, jam-jam ziarah adalah terbatas. Yaitu saat shalat Dhuha dan sesudah shalat Dzuhur
Karena waktu yang terbatas, maka biasanya peziarah berjumlah sangat banyak. Sebab itu sebaiknya jamaah perempuan yang ingin berziarah mempersiapkan diri sejak selesai shalat Shubuh untuk mengantri sambil shalat Dhuha dan tidak pulang atau sarapan dulu.

Tiba di Makkah

Jarak antara Madinah dan Makkah adalah kurang lebih 468 km, ditempuh selama 6 jam.Seperti halnya di Madinah, jamaah akan check in ke hotel terlebih dahulu. Tapi ada pula rombongan yang langsung ke Masjidil Haram untuk thawaf dan baru ke hotel setelahnya.

Dalam berthawaf, akan sering terjadi desak-desakan karena banyaknya jamaah dari berbagai belahan dunia. 

Bagi jamaah wanita hal ini menimbulkan kekhawatiran jika secara tidak sengaja tangannya atau kakinya bersentuhan dengan laki-laki selain mahram karena sesaknya ibadah thawaf. Apakah thawafnya batal atau tidak?.

Jika mengikuti madzhab Imam Syafi’i, jamaah perempuan tersebut memang harus ekstra hati-hati karena persentuhan kulit tersebut bisa membatalkan wudhu’ dan thawaf.

Alternatif kedua adalah melakukan intiqalul madzhab, yakni berpindah madzhab ke madzhab Hanafi atau Maliki yang berpendapat bahwa persentuhan kulit laki-laki dan perempuan bukan mahram tanpa syahwat tidak membatalkan wudu’. Tapi dengan syarat wudhu’nya mengikuti tata cara salah satu madzhab tersebut.

Saat akan berangkat ke Masjidil Haram,  di jalan biasanya kita akan bertemu dengan para pengemis jalanan yang berasal dari negara-negara miskin. 

Ada baiknya kita bersikap waspada dan hati-hati karena tidak semua orang baik,  ada sebagian pengemis yang memanfaatkan kelengahan kita untuk hal-hal yang kurang baik seperti mencopet.

Karena itu sebaiknya kita menghindari pengemis yang berjalan dengan menempel ke badan kita, tas yang kita bawa sebaiknya diletakkan di bagian depan tubuh, serta berjalan tidak terpisah dari kelompok atau teman.

Tips selanjutnya adalah ketika kita akan beribadah ke Masjidil Haram, ada baiknya kita menyiapkan botol-botol minuman kosong. Agar kita bisa mengisinya dengan air zam-zam.

Air tersebut bisa untuk persediaan minum saat pulang ke penginapan, sehingga meskipun berada di penginapan kita tetap bisa mengkonsumsi air zam-zam yang tentunya jauh lebih baik dari air mineral.
Demikian uraian beberapa tips dalam berumrah di tanah suci. Semoga bermanfaat..........wallahu a’lam bish-shawab 


EmoticonEmoticon