Kamis, 13 April 2017

Tempat-Tempat Mustajab di Ka’bah, Apa Saja?

Ka’bah adalah tempat yang mustajab, namun ternyata di sisi-sisinya terdapat tempat-tempat mustajab yang ditekankan oleh Nabi SAW untuk lebih banyak berdoa dan melakukan shalat sunnah.

Tempat-Tempat Mustajab di Ka’bah

Pada waktu berthawaf di Ka’bah saat umrah atau haji  kita pasti sering mendengar nama Multazam, Hijr Ismail, Maqam Ibrahim dan Hajar Aswad. Kita bahkan dituntun oleh pembimbing untuk berdoa di tempat-tempat  yang dikenal mustajab itu.

Lalu apa sebenarnya tempat-tempat tersebut?, apa keistimewaannya? Berikut ini ulasannya untuk anda


Tempat-Tempat Mustajab Doa di Ka'bah

perlu diketahui bahwa Multazam, Hijr Ismail, Maqam Ibrahim dan Hajar Aswad sebenarnya adalah beberapa tempat di sisi-sisi Ka’bah. 

Bangunan yang mulia itu memiliki sisi-sisi yang istimewa yang dijanjikan oleh Nabi SAW sebagai tempat-tempat dikabulkannya doa. 

Oleh karena itu kaum muslimin yang berthawaf dianjurkan menyempatkan diri melakukan shalat sunnah dan memperbanyak doa di sana. 

Inilah sesuatu yang menarik dari Ka’bah, hal yang istimewa dari Allah SWT ditambah dengan hal-hal yang istimewa lainnya.hal ini menjadikan Ka’bah sangat istimewa dan menentramkan hati kaum muslimin yang berziarah ke sana.  Allah berfirman dalam surat al-Baqarah :125:

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

125. dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahimsebagai tempat shalat.

1. Multazam
Multazam  adalah bagian dari Ka’bah di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Multazam artinya adalah tempat menaruh dada, wajah, lengan dan kedua tangan untuk berdoa kepada Allah, hal ini menunjukkan doa yang dilakukan dengan kesungguhan hati di Multazam akan dikabulkan. 

Rasulullah SAW bersabda :

عَنْ عَمْرِ بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ طُفْتُ مَعَ عَبْدِ الله ِ فَلَمَّا جِئْنَا دُبَرَ الْكَعْبَةِ قُلْتُ أَلاَ تَتَعَوَّذُ. قَالَ نَعُوذُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ. ثُمَّ مَضَى حَتَى 
اسْتَلَمَ الْحَجَرَ وَأَقَامَ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْبَابِ فَوَضَعَ صَدْرَهُ وَوَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ وَكَفَّيْهِ هَكَذَا وَبَسَطَهُماَ بَسْطًا ثُمَّ قَالَ هَكَذَا رَآَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ 
صلى الله عليه وسلم يَفْعَلُهُ

Diriwayatkan dari Amr bin Suaib dari ayahandanya, Beliau mengatakan, Aku sedang berthawaf bersama Abdullah (Abdullah bin Umar). Ketika kami berada dibelakang Baitullah, akan bertanya, “tidakkah kamu memohon perlindungan?”Abdullahpun mengucapkan “Kami berlindung kepada Allah dari panasnya siksaan api neraka.”setelah selesai, Abdullah menyalami al-Hajar (Hajar Aswad) dan berdiri antara Hajar aswad dan pintu Ka’bah, lalu merapatkan dada, muka, kedua siku, dan kedua telapak tangan nya, “seperti inilah aku melihat Rasulullah SAW melakukannya.” (HR. Ibnu Majah)

Meskipun hadits tersebut menyatakan berdoa di Multazam sebaiknya dengan menaruh dada, wajah, lengan dan kedua tangan akan hal tersebut tidaklah bersifat mutlak. Jika tidak mungkin dilakukan maka berdoa semampunya kedudukannya adalah sama.  

2. Hijr Ismail
Hijr Ismail adalah lokasi sebelah utara Ka’bah yang dipagari tembok setengah lingkaran. Hijr Ismail artinya adalah Batu Ismail, namun penamaan tersebut sebenarnya tidaklah berhubungan dengan nabi Ismail karena bangunan ini ada setelah pemugaran Ka’bah yang dilakukan masyarakat Quraiys sebelum nabi Muhammad SAW diutus menjadi Nabi.

Pada dasarnya Hijr Ismail adalah bagian dari Ka’bah, namun dalam  pemugaran masyarakat Quraiys mengurangi badan Ka’bah karena keterbatasan dana. Mereka hanya menandainya dengan pagar setengah lingkaran yang kemudian dipertahankan sampai saat ini. 

Rasulullah SAW bersabda :

سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – عَنِ الْجَدْرِ أَمِنَ الْبَيْتِ هُوَ قَالَ « نَعَمْ » . قُلْتُ فَمَا لَهُمْ لَمْ يُدْخِلُوهُ فِى الْبَيْتِ قَالَ ” إِنَّ قَوْمَكِ قَصَّرَتْ بِهِمُ النَّفَقَةُ “

Hadist Nabi menyebutkan keutamaan shalat dan berdoa di Hijr Ismail adalah sama dengan keutamaan shalat dan berdoa di dalam Ka’bah.

3. Maqam Ibrahim
Maqam Ibrahim artinya adalah tempat berdiri Nabi Ibrahim ketika membangun Ka’bah. Berupa prasasti dari besi yang berbentuk kotak dengan pahatan kaki menyerupai jejak kaki nabi Ibrahim as. Prasasti tersebut tertutup kaca yang yang berfungsi menjaga prasasti dari kerusakan. 

Maqam Ibrahim adalah salah satu tempat mustajab, karena itu disunnahkan shalat sunnah dan berdoa di belakangnya. 

Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah :125 :

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ

125. dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim[89] tempat shalat. dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud".

4. Hajar Aswad
Hajar aswad adalah batu berwarna hitam yang terletak di sudut sebelah tenggara Ka’bah. Batu ini bukan sembarang batu biasa, ia adalah batu surga yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril untuk memenuhi jumlah batu-batu dalam pembangunan Ka’bah, yang dilakukan oleh nabi Ibrahim dan putranya nabi Ismail.

Dahulu batu tersebut berwarna putih, namun seiring waktu warnanya berubah hitam dengan banyaknya umat Islam yang menciumnya dari beribu generasi.

Kaum muslimin disunnahkan menciumnya, sebagai bentuk penghormatan dan ittiba’ (mengikuti) ajaran Nabi SAW, karena Nabi SAW melakukannya. Dan ibadah tersebut merupakan tauqifi yakni berdasarkan dalil hadits dari Nabi SAW.

Diriwayatkan dalam satu hadits :

عن عابس بن ربيعة قال رأيت عمر يقبل الحجر يعني الأسود ويقول إني أعلم أنك حجر ما تنفع ولاتضر ولو لاأني رأيت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقبلك ما قبلتك . متفق عليه

Dari ‘Abis bin Rabi’ah, dia berkata : aku melihat Umar bin al-Khatthab mencium batu yakni Hajar Aswad lalu berkata : sungguh aku tahu kau hanyalah sebuah batu yang tak memberi manfaat dan tak memberi bahaya, jikalau aku tak melihat Nabi SAW menciummu niscaya aku tidak akan menciummu.

Demikianlah ulasan tentang tempat-tempat mustajab di sisi-sisi Ka’bah, semoga bisa memberi manfaat bagi para pembaca 


EmoticonEmoticon