Kamis, 13 April 2017

Inilah Masjid Yang Paling Mulia Di Muka Bumi

Masjid artinya tempat bersujud. Ia adalah tempat suci untuk beribadah kepada Allah SWT seperti shalat jamaah, membaca Al-Quran, pengajian, i’tikaf, dan lain-lain.

Masjid Yang Paling Mulia Di Muka Bumi

Jika dari seluruh umat manusia ada manusia yang paling mulia, dari sejuta berlian ada yang paling berharga, demikian pula masjid, dari berjuta masjid di seluruh penjuru dunia ada masjid yang paling agung dan mulia di sisi Allah ta’ala Sang Pencipta.

Kemuliaannya tersirat dan tersurat dari nama yang disandangkan, yaitu Masjidil Haram yang berada di tanah haram. 

Masjidil Haram artinya masjid yang suci nan mulia, yang harus dijaga kesuciannya dari segala perbuatan dosa, kemungkaran, syirik dan dan kufur. 

Allah SWT berfirman dalam surat at-Taubah : 28 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَٰذَا

28. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, Maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini

Ayat tersebut menunjukkan bahwa orang non muslim secara mutlak tidak diperbolehkan memasuki Masjidil Haram dan sekitarnya (kota Mekah), karena pada hakikatnya jiwa yang tidak meyakini keesaan Allah adalah kotor dan najis di mata Allah.

Begitu pula dengan perbuatan mungkar, jika dilakukan di Masjidil Haram diancam  dengan hukuman berat dari Allah SWT karena dua hal, karena dosa perbuatan itu sendiri dan karena telah menodai kesucian masijid yang mulia. 

Allah berfirman dalam surat al-Hajj ayat 25:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ الَّذِي جَعَلْنَاهُ لِلنَّاسِ سَوَاءً الْعَاكِفُ فِيهِ وَالْبَادِ ۚ وَمَنْ يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ 

25. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidilharam yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.


Keutamaan Masjidil Haram 

Sebagai masjid yang paling mulia masjidil haram memiliki berbagai keutamaan yang tiada tara, diantaranya adalah shalat yang dilakukan disana pahalanya berlipat ganda, seperti dalam hadits :

صلاة في المسجد الحرام أفضل من مائة ألف صلاة فيما سواه

“Satu kali shalat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali shalat di tempat lain”

Tentunya pahala berlipat ganda tersebut tidak hanya terbatas pada ibadah shalat saja tapi juga menyeluruh pada semua bentuk perbuatan sholeh yang dikerjakan di sana. 

Selanjutnya di Masjidil Haram terdapat tempat-tempat mulia yang mustajab dan menjadi lokasi ibadah haji dan umrah seperti Ka’bah untuk berthawaf, Shafa Marwah  untuk sa’i dan sumur Zam-Zam.

Allah SWT berfirman dalam surat al-Imran ayat 96 :

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ

96. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.


Shafa Marwah adalah 2 bukit yang terletak di Masjidil Haram dekat dengan Ka’bah. 

Bukit ini menjadi salah satu tempat ibadah yang wajib ditunaikan dalam umrah dan haji yaitu berlari-lari kecil atau berjalan sebanyak 7 kali antara bukit Shafa dan Marwah yang disebut sa’i. 

Menurut sejarah, sa’i antara bukit Shafa dan Marwah itu mengikuti jejak ibunda nabi Ismail as. Yang bernama Hajar saat berusaha mencari air untuk putra beliau yang sedang kehausan.

Dikisahkan bahwa pencarian berat yang dilakukan dengan menyusuri bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali itu disebabkan fatamorgana air yang tampak di padang pasir, sehingga tanpa pantang menyerah ibunda nabi Ismail mengikuti penampakan fatamorgana tersebut dengan berharap akan benar-benar menemukan air untuk diminum.

Filosofi di dalam sa’i adalah manusia tidak boleh putus asa dan pantang menyerah dalam menjalani kesulitan-kesulitan hidupnya, karena dengan kesungguhan usaha dan keyakinan kepada Sang Maha Pencipta maka pertolongan akan datang meskipun dengan cara yang tak disangka-sangka.

Allah berfirman dalam al-Baqarah ayat 158 :

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

158. Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah[102]. Maka Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. dan Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha mengetahui.

Di Masjidil Haram juga terdapat Bi’ru Zam-Zam atau sumur Zam-Zam. 

Sumur ini adalah berasal dari mata air yang keluar dari hentakan kaki nabi Ismail yang kala itu masih bayi sebagai bentuk pertolongan Allah kepada beliau dan ibundanya setelah melakukan perjuangan berat mencari air minum di tengah padang pasir.

Sumur Zam-Zam letaknya kira-kira 21 meter dari Ka’bah, berada di sisi tenggara. Dengan keadalaman 42 meter sumur ini tidak pernah kering dan selalu melimpah. Sebagai salah satu air yang diberkahi yang bisa dinikmati oleh seluruh umat Islam yang datang berhaji atau berumrah.

 Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّهَا مُبَارَكَةٌ إِنَّهَا طَعَامُ طُعْمٍ

Sesungguhnya air zam-zam adalah air yang diberkahi, air tersebut adalah makanan yang mengenyangkan.”


Masjidil Haram dalam peristiwa Isra’ Mi’raj 

Masjidil Haram merupakan tempat awal terjadinya Isra’ atau pemberangkatan baginda Nabi SAW pada 27 Rajab tahun 11 kenabian dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang disusul dengan peristiwa Mi’raj yaitu pemberangkatan berikutnya dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-Isra’ ayat 1 :

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ 

Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Demikian ulasan mengenai masjid yang paling mulia di muka bumi kita............semoga bermanfaat bagi pembaca, wallahu a’lam.




  





EmoticonEmoticon