Kamis, 27 April 2017

Ini Dia Sejarah Masjid Qiblatain

Masjid Qiblatain, artinya masjid 2 kiblat............
Bagaimana sejarahnya?. Berikut pemaparannya.........

Sejarah Masjid Qiblatain

Masjid Qiblatain adalah masjid yang sangat unik karena memiliki dua arah kiblat, yang ditandai dengan dua tempat imam shalat atau dua mihrab. Meskipun kini kemudian direnovasi dan difokuskan ke satu mihrab. Adanya dua mihrab di zaman dahulu, saat ini ditandai dengan dua kubah kembar yang indah di atas masjid, yang menunjukkan  peristiwa penting dan bersejarah tentang perpindahan arah kiblat saat pertengahan shalat.

Letak masjid Qiblatain

Masjid Qiblatain terletak di Quba, sebelah utara Madinah, yaitu di atas sebuah bukit kecil tempat Bani Salamah dahulu tinggal, di Harrah Wabrah sekitar 5 km dari Masjid Nabawi. Karena itu sebelumnya masjid ini dikenal dengan masjid Bani Salamah. 
Masjid ini berasitektur sangat indah, berwarna putih salju, seindah sejarah yang terpendam di dalamnya.

Sejarah masjid Qiblatain 

Diceritakan bahwa Rasululllah SAW pernah berziarah ke tempat bani salamah,  yang tengah dirundung duka atas kepergian suami Ummu Bishri binti Al-Barra pada bulan Rajab tahun ke-2 H.
Saat Dzuhur tiba, Rasul SAW melakukan shalat Dzuhur bersama para sahabat dan umat Islam. 

Namun hal aneh terjadi, pada dua rakaat pertama Nabi SAW menghadap ke arah Baitul Maqdis di Yerusalem sebagaimana sebelumnya pada permulaan Islam, dan pada 2 rakaat terakhir Nabi SAW menggeser arah tubuhnya menghadap ke Ka’bah di Mekah.

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar bagi sebagian orang, terutama bagi orang-orang munafik yang menyaksikan hal tersebut. Mereka menjadikannya sebagai rumor tak sedap untuk menjatuhkan Nabi SAW dengan pernyataan bahwa beliau bingung dan tidak konsisten.

Orang-orang munafik itu disebut oleh Allah sebagai orang-orang bodoh yang tidak mengetahui hikmah yang terkandung dalam peristiwa tersebut, akibat dangkalnya nalar berpikir dan tertutupnya hati dari hidayah. 

Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 142 :

سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيم  

orang-orang yang kurang akalnya] diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.

Tapi hal ini tentu berbeda dengan para sahabat setia yang telah benar-benar meyakini kenabian beliau dengan kekuatan iman. Tak ada keraguan sedikitpun dalam dada mereka.

Karena mereka tahu bahwa segala apa yang dlakukan oleh Nabi SAW adalah berdasarkan wahyu dari Allah SWT yang menguasai seluruh alam semesta. Karena itu kemanapun manusia dperintahkan untuk menghadap maka sejatinya itu adalah hak prerogatif Allah SWT. 

Sebagaimana firman Allah dalam surat dalam surat al-Baqarah ayat 115:

وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ  

"dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui"

Di antara hikmah terjadinya peristiwa tersebut adalah setiap orang bisa membedakan manakah orang-orang yang benar-benar beriman dan mana yang tidak. Mana yang jujur dan mana yang munafik.

وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
  
Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

Selain itu Allah SWT telah menunjukkan tentang kemuliaan Ka’bah di sisi-Nya, rumah ibadah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim bersama putranya Nabi Ismail. 

Ia berkehendak agar Baitul Maqdis sebagai kiblat umat-umat terdahulu dihormati dan dijaga kemuliaanya, tapi tidak lagi sebagai kiblat umat Nabi yang terakhir.

Allah SWT mengetahui bahwa sebagai nabi yang berasal dari kaum Quraiys, Nabi SAW sangat mencintai Ka’bah. 

Di hati beliau terselip keinginan untuk menghadap ke Ka’bah ketika shalat, sehingga terkadang beliau mengangkat wajahnya ke atas langit sambil menunggu perintah dari Allah SWT untuk menghadap wajahnya ke arah Ka’bah. 

Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 144:

قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوِهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوْتُواْ الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96], Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa sesungguhnya kaum Nasrani dan kaum Yahudi telah mengetahui hal perpindahan kiblat akan terjadi pada masa Nabi SAW jauh sebelum peristiwa itu terjadi. 

Mereka telah mengetahuinya dari kitab suci terdahulu yang mereka pelajari. Hal itu adalah merupakan kebenaran dan ketetapan dari Allah SWT, meskipun sebagian mereka kemudian mengingkarinya. 

Demikianlah sekelumit sejarah masjid Qiblatain yang bisa saya uraikan........
Semoga bisa memberi manfaat untuk pembaca semua............ 
Dan semoga kita diberikan kesempatan untuk berkunjung ke sana, amin-amin Allahumma amin............... 




EmoticonEmoticon